TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TETES ASAM BASA
Chyndi Sahada (07)
Cynthia Virginia (08)
David Eka Purnama (09)
Kelas 11 Ipa 2
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
April 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan pratikum kimia ini, mengenai titrasi kadar asam asetil salisilat dalam obat aspirin melalui metode tetes asam basa.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan laporan ini. untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanggan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang titrasi kadar asam asetil salisilat dalam obat aspirin melalui metode tetes asam basa dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan laporan ini. untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanggan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang titrasi kadar asam asetil salisilat dalam obat aspirin melalui metode tetes asam basa dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Jambi, 21 April 2016
(Cynthia)
(Cynthia)
TUJUAN
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui kadar asam asetil salisilat dalam tablet obat aspirin.
(Cynthia)
MANFAAT
Melalui pratikum ini, kita dapat mengetahui kadar asam asetil salisilat sesuai dengan massanya berdasarkan proses titrasi melalui metode tetes.
Asam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman, Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari "acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asal salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.
Titik ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan menjadi pink muda, dengan indikator pp, yang konstan selama satu menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengakibatkan terjadi reaksi sebagai berikut:
METODE
Alat Dan Bahan:
Melalui pratikum ini, kita dapat mengetahui kadar asam asetil salisilat sesuai dengan massanya berdasarkan proses titrasi melalui metode tetes.
(Cynthia)
TEORI DASARAsam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman, Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari "acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asal salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.
Aspirin adalah obat analgesik pereda nyeri. Aspirin mengandung asam asetil salisilat yang merupakan asam monoprotik. Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhibirida asam asetat menurut reaksi berikut:
Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan titrasi dengan larutan NaOH 0,1M persamaan reaksi kimia sebagai berikut:
(Cynthia)
METODE
- Mencatat kadar dari aspirin tersebut.
- Menimbang satu butir aspirin dengan alat digital analitic balace.
3. Menggerus tablet yang akan dianalisa menggunakan lumpang porselin, sampai halus dan dimasukan ke dalam erlemeyer 250ml.
4. Memanaskan erlemeyer selama 5 menit.
5. Menambahkan akuades 5ml lalu dikocok.
(Chyndi)
Alat Dan Bahan:
- Tablet
- Aspirin
- Air Mineral 600ml
- Tisu
- Label
- Lap
- Gelas Plastik 5 buah
(Chyndi)
HASIL PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA
KONTRIBUTOR
Dari data di atas didapatkan bahwa rata-rata volumenya adalah 0,83 ml
(Chyndi)
PERHITUNGAN
Dari hasil pratikum yang didapatkan, dilakukan kalkulasi sebagai berikut untuk menentukan kadar asam asetil salisilat dalam 1 tablet:
Karena jumlah larutan total 30 ml, maka dilakukan perbandingan sebagai berikut:
Setelah mol didapat, dicari massa total seluruh asam asetil salisilat yang ada pada tablet aspirin
Melalui perhitungan tersebut, didapatkan kadar asam asetil salisilat sejumlah 89.71 mg sementara massa yang tertera pada kemasan menunjukkan kadar 100 mg per tablet.
(Cynthia)
Kemudian, dapat dihitung persentase hasil:
(David)
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Asam salisilat ( C7H6O3 ) memberikan efek peredaan nyeri (pain kill) dengan menghambat produksi zat respons sensasi rasa sakit yang diproduksi tubuh ketika ia merasakan sakit/nyeri. Asam salisilat dapat mengakibatkan iritasi lambung oleh karena reaksi yang terjadi dengan asam lambung. Asam asetil salisilat ( C9H8O4 ) menghadirkan solusi dengan tidak bereaksi dengan asam lambung, tetapi melewati lambung dan bereaksi di usus sehingga iritasi lambung dapat dihindarkan. Oleh sebab itu asam asetil salisilat menjadi bahan aktif dari cardio aspirin ( aspirin ).
Dosis dalam mengomsumsi cardio aspirin harus dijaga rendah untuk mengurangi efek samping yang mungkin terjadi. Maka dalam setiap tablet cardio aspirin mengandung sejumlah asam asetil salisilat. Dari pratikum titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1025 M, diperoleh bahwa terdapat 89.71 mg asam asetil salisilat dalam satu tablet 0.14 g, sementara pada kemasan tertera kadar asam asetil salisilat sebesar 100 mg.
(David)
KESIMPULAN
Melalui titrasi asam basa dengan metode tetes yang menggunakanNaOH 1.025 M, diperoleh kadar asam asetil salisilat sebagai bahan aktif dari cardio aspirin sejumlah 89.71 mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 0.14 g, maka diperoleh presentase asam asetil salisilat 89.71 hingga 64,08 %. Sementara pada kemasan aspirin , tertera kadar asam asetil salisilat sejumlah 100mg yang artinya zat sisanya yang bukan asam asetil salisilat merupakan filter untuk memadatkan dan membentuk tablet aspirin
(David)
SARAN
- Takaran bahan harus ditakar secara teliti untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya.
- Aspirin sebaiknya dilarutkan dengan baik bersama dengan larutan.
- Larutan diaduk berlawanan arah jarum jam, saat titrasi dilakukan, larutan diaduk setelah setiap tetes titran diberikan.
- Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi dan hitunglah setiap tetes dengan teliti.
- Saat menentukan titik ekuivalen, perhatikan secara seksama perubahan warna pada larutan apakah sudah konstan atau belum.
- Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil menjadi akurat.
(David)
KATA PENUTUP
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami bu Elizabeth Tjahjadarmawan, dan kepada teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini. Kami mengerti bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami berharap kedepannya laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya maupun pembaca.
Jambi, 21 April 2016
(Cynthia)
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta: Citra Media
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook Sydney: School of Chemistry
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook Sydney: School of Chemistry
(Cynthia)
Guru Pembimbing: Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd
Pembuat dan design blog : Cynthia
Penulis laporan : Chyndi, Cynthia, David E
Kameramen : Chyndi
Kameramen : Chyndi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar